top of page
joamimdechace

Mengenal Pakaian Adat Istiadat Madura: Kebaya dan Sakera, Nilai Estetika dan Edukasi yang Terkandung



Bangkalan, Jawa Timur - Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bangkalan menggunakan pakaian adat budaya Madura sakera dan marlena. Langkah itu dilakukan selain ingin melestarikan pakain adat budaya setempat, mereka juga ingin para siswa dapat mengenali dan mengatahui adat budayanya sendiri sejak dini.


Pakaian adat budaya sakera dan marlena digunakan khusus disaat hari besar nasional maupun hari kebesaran wilayah setempat. Hal ini dilakukan agar siswa mengenal dan mengetahui sejak dini pakaian adat istiadat budaya daerah supaya tetap lestari.




Mengenal Pakaian Adat Istiadat Madura: Kebaya dan Sakera



Untuk pakaian wanita dari baju adat Pesa'an ini menggunakan jenis pakaian kebaya dan jarik atau samping. Hal ini menunjukkan kesederhanaan yang sama halnya dengan ditunjukkan dengan desain dan motif yang cukup sederhana. Pakaian wanita pasangan untuk pakaian adat ini menggunakan atasan kebaya tanpa kutu baru dan kebaya rancongan. Pada penggunaannya kebaya ini digunakan bersamaan dalaman berupa BH yang berwarna kontras. Warna yang sering digunakan hijau, merah atau biru yang ukurannya ketat pas badan. Kebaya ini menggunakan bahan kebaya yang menerawang dan tembus pandang. Padu padan penggunaan BH yang berwarna kontras berusaha menonjolkan kemolekan wanita Madura.


Kebaya yang digunakan sebagai atasan dari pakaian adat ini biasanya dipadukan dengan sarung batik dengan motif tertentu. Adapun motif sarung yang bisa digunakan ada berbagai macam, di antaranya adalah motif Tabiruan, Storjan, atau Lasem. Penggunaan kebaya dan sarung pada pakaian adat ini biasanya dipadukan dengan stagen Jawa (odhet). Ukuran dari stagen ini sekitar 1,5 meter dan 15 centimeter diikatkan melingkar di perut. Dalam mengenakan pakaian adat Madura ini, para wanita umumnya juga akan menggunakan berbagai macam jenis pernik aksesoris sebagai pelengkap riasan kecantikan. Aksesoris yang digunakan ada banyak mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Adapun aksesori yang digunakan adalah cucuk sisir dan cucuk dinar. Aksesoris ini berupa hiasan rambut yang terbuat dari logam emas yang bentuknya seperti busur berupa rantaian untaian kepingan uang. Aksesoris yang lain adalah leng oleng. Aksesoris ini adalah tutup kepala yang terbuat dari kain tebal. Anteng atau shentar penthol adalah giwang emas yang dikenakan pada telinga. Kalung brondong adalah kalung emas dengan rentangan berbentuk biji jagung yang dilengkapi dengan liontin bermotif uang logam atau bunga matahari. Gelang dan cincin emas bermotif keratan tebu (tebu saeres). Penggel adalah hiasan pergelangan kaki yang terbuat dari emas atau perak. Selop tutup sebagai alas kaki.


Selain itu, makna filosofis juga banyak ditemui pada pakaian adat wanita pasangan pakaian adat ini. Pada pakaian wanita padu padan penggunaan BH yang berwarna kontras berusaha menonjolkan kemolekan wanita Madura. Dari penggunaan kebaya ini memiliki nilai filosofis bahwa wanita Madura memang sangat menghargai kecantikan dan keindahan bentuk tubuh para wanita Madura. Sejak remaja, gadis-gadis Madura akan mulai diberi jamu-jamu khusus yang menunjang kecantikan dan kemolekannya, lengkap dengan berbagai pantangan makanan yang anjuran-anjuran lain seperti penggunaan penggel untuk membentuk tubuh yang padat dan indah. Sehingga dengan penggunaan pakaian ini ada banyak nilai-nilai luhur yang dijunjung. Sehingga banyak wanita Madura yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan keindahan tubuh mereka sendiri.[1]


Maka dari itu, dalam artikel kali ini saya akan sedikit berbagi ilmu tentang pakaian adat Jawa Timur. Mengapa saya memilih pakaian adat Jawa Timur ? karena saat ini saya sedang hidup di Provinsi Jawa Timur. Tujuan saya menulis artikel ini adalah saya ingin mengenalkan budaya daerah saya kepada teman-teman semua.


Selain untuk sekedar menjaga budaya indonesia, saya juga ingin mengenalkan budaya saya kepada masyarakat umum. Agar mereka bisa membuka mata akan kekakayaan yang dimiliki oleh negara yang mereka tempati saat ini. Langsung saja, saya akan sedikit berbagi ilmu tentang pakaian adat Jawa Timur.


Sama seperti pakaian yang dikenakan oleh pria, pakaian adat untuk perempuan juga memiliki desain yang sederhana. Nama pakaian adat yang dikenakan perempuan bernama kebaya tanpa kutu baru atau kebaya rancongan. Warna pakaian ini menerawang sehingga membuat perempuan Madura tampak molek.


Sedangkan pakaian adat ning adalah pakaian adat yang hanya dikenakan oleh kaum wanita. Pakaian ini berupa kebaya sebagai atasan dan jarik sebagai bawahannya. Karena dikenakan oleh kaum parempuan, pakaian adat ning dilengkapi dengan kerudung renda. 2ff7e9595c


1 view0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page